Diskursus Etika Aristoteles dalam Islam
Abstract
Ethics has always been an interesting subject to be discussed. It is not only its theoretic culture that contains rich values, but Ethics is also an applied science that touches the social behavior among the community directly. The urgency of ethics becomes a sensitive issue since it connotes good, bad, right, or wrong values. To explore the treasury of Ethics in the past time, in this case in The Before Christ (BC) century, is very interesting since the era is known as the Pre-Scientific era which refers to a condition of humans were still far from modern scientific traditions. However, Ethics has developed even becoming a value measurement for living both theoretically and practically at that time even in a different form. This research examined more deeply about Aristotle`s thoughts who lived in the BC Century. Although as a figure of Western Philosophy, Aristotle became a very influential figure in the Islamic world, especially Islamic figures of the Peripatetic School, such as Al Kindi, Al Farabi, and Ibn Sina. This research was a Library Research that attempted to reveal the construction and paradigm of Ethical values of Aristotle through his work entitled The Nichomachean Ethics. The ethical concept was reflected in the concept of Ethics in Islam as represented by Islamic Ethics Figures. The result found that the most fundamental difference between Aristotle and Islamic Ethics are ethical formulations. Aristotle's ethical formulation is realistic-materialism. For Aristotle, Goodness, Virtue, and Happiness are not abstract values, but all of them are real as empirical conditions. While Islam put ethics on two dimensions at once, they are realistic-materialism and theoretical-spiritualism.
Downloads
Copyright (c) 2020 Author

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Pemberitahuan Hak Cipta
- Untuk semua artikel yang dimuat di Mawa'izh (Jurnal Dakwah dan Pengembangan Sosial Kemanusiaan), hak cipta tetap milik penulis. Penulis memberikan izin kepada penerbit untuk mengumumkan karyanya dengan syarat. Ketika naskah diterima untuk diterbitkan, penulis menyetujui pengalihan otomatis hak penerbitan kepada penerbit.
- Penulis memegang hak cipta dan memberikan jurnal hak publikasi pertama dengan karya yang dilisensikan secara bersamaan di bawah Lisensi Internasional Creative Commons Attribution 4.0. yang memungkinkan orang lain untuk membagikan karya tersebut dengan pengakuan atas kepenulisan karya tersebut dan publikasi awal di jurnal ini.
- Penulis dapat mengadakan perjanjian kontrak tambahan yang terpisah untuk distribusi non-eksklusif dari versi terbitan jurnal (misalnya, mempostingnya ke repositori institusi atau menerbitkannya dalam buku), dengan pengakuan atas publikasi awalnya pada tahun jurnal ini.
- Penulis diizinkan dan didorong untuk memposting karya mereka secara online (misalnya, di repositori institusi atau di situs web mereka) sebelum dan selama proses penyerahan, karena hal ini dapat mengarah pada pertukaran yang produktif, serta kutipan yang lebih awal dan lebih besar atas karya yang diterbitkan (Lihat The Pengaruh Akses Terbuka )
SURAT PENUGASAN HAK CIPTA
Sebagai penulis Jurnal Mawa'izh Fakultas Dakwah dan Komunikasi Islam IAIN Syaikh Abdurrahman Siddik Bangka Belitung Indonesia, saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Menyatakan:
- Makalah saya asli; tulisan saya sendiri dan belum pernah dipublikasikan/diusulkan pada jurnal dan publikasi lain.
- Makalah saya bukan plagiarisme melainkan ide/penelitian asli saya.
- Makalah saya tidak ditulis oleh bantuan lain, kecuali dengan rekomendasi Dewan Editor dan Reviewer yang telah dipilih oleh jurnal ini.
- Dalam makalah saya, tidak ada tulisan atau pendapat lain kecuali yang disebutkan dalam daftar pustaka dan relevan dengan kaidah penulisan di jurnal ini.
- Saya membuat tugas ini dengan pasti. Jika ada distorsi dan ketidakbenaran dalam penugasan ini, nanti saya akan bertanggung jawab sesuai hukum yang berlaku.