Bigo Live Wajah Baru Cybersex
Lemahnya Penegakan UU Pornografi
Abstract
This article discusses about the development of information and communication technology in broadcasting in the digital era. Today the development of the internet raises new ways of broadcasting (boardcasting) carried out by ordinary citizens. Livecasting is a contemporary way to make anyone appear realtime in front of the camera. Some of the livecasting features that people use are live facebook, and bigo live. This article focuses on the Bigo Live feature which offers chat features with realtime audio and video support. Bigo live at the beginning of the appearance of a lot of pornographic content in it. So the author argues that Bigo is the new face of CyberSex carried out by ordinary users who are not commercial sex workers.
The author tries to examine from the perspective of the development of cell phones and new cultures from the use of cellular phones in the digital era. For example features the gift of diamond coins purchased from real money and given to "impromptu porn artists" or users who broadcast live by showing pornographic content. In bigo live, it is known as "saweran", with the word sorry that the writer mentions these women asking for compensation money for sex acts that they will do, such as showing their genitals, doing sighs of sensuality, body swaying, stimulating tongue, and some even doing live broadcast of intimate relationships with their partners.
This discussion it can be concluded that it is necessary to review further the use of online broadcasting technology that has been misused by citizens as a place to conduct pornography and even lead to CyberSex. Enforcement of regulations is important so that the use of information and communication technology in the digital era does not erode the religious values and culture of the Indonesian nation.
Artikel ini membahas tentang perkembangan teknologi informasi dan komunikasi dalam penyiaran di era digital. Dewasa ini perkembangan internet memunculkan caru baru penyiaran (boardcasting) yang diakukan oleh warga biasa. livecasting merupakan cara kekinian untuk semakin membuat siapa saja dapat tampil realtime didepan kamera. Beberapa fitur livecasting yang dimanfaatkan warga adalah facebook live, dan bigo live. Pada tulisan ini berfokus pada fitur Bigo Live yang menawarkan fitur chating dengan dukungan audio dan video yang terhubung secara realtime. Bigo live pada kemunculan awalnya banyak berlangsung konten pornografi didalamnya. Sehingga penulis berpendapat bahwa bigo menjadi wajah baru CyberSex yang dilakukan oleh pengguna biasa yang bukan merupakan pekerja sex komersil.
Adapun penulis mencoba mengkaji dari perspektif perkembangan telepon seluler dan kebudayaan baru dari pemanfaatan telepon seluler di era digital. Misalnya fitur pemberian coin berlian yang dibeli dari uang asli dan diberikan kepada “artis porno dadakan” atau pengguna yang melakukan siaran langsung dengan mempertontonkan konten pornografi. Dalam bigo live dikenal dengan istilah “saweran”, dengan kata maaf penulis bahwa menyebutkan perempuan-perempuan tersebut meminta imbalan uang untuk aksi sex yang akan dilakukannya, seperti mempertontonkan alat vitalnya, melakukan desahan sensualitas, goyangan tubuh, lidah yang merangsang, bahkan ada yang melakukan siaran langsung hubungan intim dengan pasangannya.
Dengan demikian dari pembahasan ini dapat disimpulkan bahwa perlu di tinjau lebih lanjut mengenai pemanfaatan teknologi penyiaran secara online yang telah di salah gunakan warga sebagai wadah melakukan pornografi bahkan mengarah pada CyberSex. Penegakan regulasi menjadi penting agar pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi di era digital tidak mengikis nilai-nilai religius dan budaya bangsa Indonesia.